Sunday, May 25, 2025

Keindahan Dan Kearifan Lokal Desa Penglipuran

 

Menjelajah Keindahan dan Kearifan Lokal di Desa Penglipuran Bali

Bali dikenal sebagai surga dunia yang menyimpan sejuta pesona, mulai dari pantai, gunung, hingga budaya dan tradisi yang kuat. Salah satu destinasi yang mencerminkan kekayaan budaya Bali secara utuh adalah Desa Penglipuran. Terletak di Kabupaten Bangli, desa ini telah lama dikenal sebagai salah satu desa terbersih di dunia dan menjadi simbol kearifan lokal masyarakat Bali.

Lokasi dan Akses


Desa Penglipuran berada di Kecamatan Bangli, sekitar 45 km dari Kota Denpasar atau sekitar 1,5 jam perjalanan menggunakan mobil. Akses ke desa ini cukup mudah dengan kondisi jalan yang baik, dan kamu bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun jasa transportasi online.

Sejarah dan Asal Usul


Nama Penglipuran berasal dari kata “Pengeling” dan “Pura” yang berarti “tempat suci untuk mengenang para leluhur”. Desa ini dibangun dengan konsep filosofi Tri Hita Karana, yaitu tiga unsur kebahagiaan yang terdiri dari hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, dan manusia dengan alam.

Konon, masyarakat Penglipuran adalah keturunan dari Kerajaan Bangli yang dulu dipindahkan ke lokasi ini. Mereka tetap mempertahankan tata cara hidup, adat istiadat, dan arsitektur leluhur mereka sampai sekarang.


Keunikan Arsitektur dan Tata Desa



Salah satu hal yang paling mencolok dari Desa Penglipuran adalah tata ruang dan arsitektur rumah yang seragam. Seluruh rumah dibangun dengan material alami seperti bambu, kayu, dan batu, dan semuanya menghadap ke arah yang sama. Ini menciptakan kesan rapi, tertata, dan damai.

Setiap rumah memiliki pintu gerbang unik yang disebut angkul-angkul, dan halaman rumah dipisahkan oleh pagar tanaman hijau. Jalan utama desa tidak boleh dilalui kendaraan bermotor, sehingga suasana desa tetap tenang dan asri.

Budaya dan Tradisi yang Masih Lestari


Masyarakat Penglipuran sangat menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan budaya. Mereka masih menjalankan berbagai upacara tradisional, mengenakan pakaian adat setiap hari tertentu, dan hidup dalam sistem sosial yang sangat kompak.

Desa ini juga menerapkan sanksi adat bagi pelanggar norma, seperti larangan poligami dan menjaga kesucian hutan bambu sebagai kawasan sakral.















Penghargaan dan Prestasi


Desa Penglipuran telah menerima berbagai penghargaan, antara lain:

Kalpataru dari Pemerintah Indonesia atas pelestarian lingkungan.

Desa Terbersih ke-3 di Dunia versi Green Destinations Foundation.

Masuk dalam Top 100 Sustainable Destinations secara global.

Aktivitas Wisata


Bagi wisatawan, banyak kegiatan menarik yang bisa dilakukan di Desa Penglipuran:

Menyusuri jalan desa sambil menikmati arsitektur tradisional.

Mengunjungi rumah warga yang dijadikan galeri kerajinan atau kuliner

Berfoto di spot-spot ikonik seperti angkul-angkul dan lorong bambu.

Menjelajahi hutan bambu yang sejuk dan rindang.

Belajar membuat kerajinan atau mengikuti workshop budaya lokal.



Tiket Masuk dan Fasilitas


Untuk masuk ke desa, wisatawan dikenakan tiket masuk dengan harga terjangkau, biasanya sekitar Rp25.000 untuk wisatawan lokal dan Rp50.000 untuk wisatawan mancanegara. Desa ini juga sudah dilengkapi dengan fasilitas toilet, parkir, pusat informasi, dan beberapa warung makanan khas Bali.

Tips Berkunjung

1. Datang pagi hari untuk suasana yang lebih sejuk dan tenang.

2. Gunakan pakaian yang sopan karena desa ini adalah kawasan adat

yang sakral.

3. Jangan membuang sampah sembarangan, jaga kebersihan dan etika.

4. Hargai budaya setempat, jangan memaksa masuk ke rumah warga

 tanpa izin.

5. Ajak warga setempat berbincang, mereka ramah dan terbuka untuk

 berbagi cerita.

Penutup


Desa Penglipuran bukan hanya tempat wisata, tapi juga cerminan dari kearifan lokal Bali yang lestari. Keindahan desa ini tak hanya terletak pada lanskap dan kebersihannya, tapi juga pada jiwa masyarakatnya yang hidup harmonis dengan budaya dan alam. Jika kamu mencari pengalaman autentik dan penuh makna di Bali, maka Penglipuran adalah destinasi yang tidak boleh dilewatkan







No comments:

Post a Comment